Friday, 31 October 2014

AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA ( DASAR AKUNTANSI )





PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
a. Pengertian dan Rumusan Persamaan Dasar Akuntansi
            Setelah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep dasar akuntansi, marilah kita lanjutkan kegiatan kita dengan penyelenggaraan proses akuntansi. Untuk mempermudah dalam melaksanakan proses pencatatan dan pelaporan, sebaiknya kita mulai dari persamaan dasar akuntansi. Persamaan ini merupakan ringkasan dari pencatatan hasil analisis setiap peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan yang terjadi. Jika terjadi transakasi  keuangan akan menyebabkan terjadinya perubahan pada aktiva, hutang, dan modal, perubahan itulah yang kita ringkas dalam persamaan dasar akuntansi.
Anda telah mengetahui bukan, bahwa kekayaan yang dimiliki oleh suatu organisasi bisnis (perusahaan) disebut asset, harta, atau aktiva sedangkan hak atau klaim terhadap kekayaan tersebut disebut equities atau passiva? Jika aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan sejumlah Rp 10.000,00 maka equities (klaim terhadap asset tersebut) juga senilai Rp 10.000,00.  Hubungan antara dua komponen  tersebut jika digambarkan dalam sebuah persamaan tampak sebagai berikut:

                                                Aktiva  =  Equities

 Rp 10.000,00  = Rp 10.000,00


Di sisi lain, hak atau klaim terhadap aktiva tersebut dapat dikelompokkan  menjadi dua macam, yaitu haknya kreditor dan  haknya pemilik. Hak dari  kreditor disebut hutang (liabilities) dan hak dari pemilik disebut modal (capital/owner’s equity). Dengan demikian pengembangan dari persamaan tersebut menjadi sebagai berikut:

                                                Aktiva = Liabilities + Capital

Dalam persamaan akuntansi, biasanya penyajian liabilities selalu mendahului capital (modal). Hal ini bukan hanya kebetulan saja, tetapi memiliki makna bahwa kreditor memiliki hak terlebih dulu terhadap asset perusahaan dari pada pemilik perusahaan itu sendiri seandainya perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Dengan demikian, hak pemilik terhadap asset perusahaan dapat dirumuskan dalam persamaan berikut:
                                          Capital = Aktiva - Liabilities
            Seandainya pada awal pendirian perusahaan, pemiliknya menyetor uang tunai atau benda lain senilai Rp 5.000,00 untuk modal awal usahanya tanpa ada hutang, maka persamaannya adalah:

                                                Aktiva = Capital

     Jadi, Rp 5.000,00 = Rp 5.000,00

Jika pemilik menambah modal Rp 2.500,00 dari hutang, maka persamaannya menjadi:                   Aktiva     =   Liabilities    +   Capital

    Jadi,  Rp 7.500,00 =  Rp 2.500,00 + Rp 5.000,00

b. Transaksi Keuangan dan Persamaan Akuntansi

            Semua transaksi keuangan (peristiwa ekonomi) yang terjadi di perusahaan, dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks akan mengakibatkan perubahan di antara ke tiga komponen persamaan dasar akuntansi tersebut. Perubahan yang dimaksud bisa menambah, mengurangi, atau merubah susunan aktiva, hutang, dan/atau modal. Penyelesaian persamaan itu merupakan hasil analisis dampak dari transaksi keuangan yang terjadi.
Untuk mempermudah dalam memahami dampak dari perubahan pada persamaan dasar akuntansi sebagai akibat terjadinya transaksi keuangan, marilah kita cermati contoh kasus  berikut ini.
Salon Diandra  milik Ny. Dian, yang beralamat di Jl. Ahmad Yani Serang, baru dibuka awal tahun 2014,  ditempatkan di kamar paling depan rumahnya. Sementara kamar tersebut  tidak dimasukkan sebagai asset salon, tetapi dianggap menyewa. Selama bulan Januari 2014 transaksi keuangan yang dilakukan sebagai berikut:
Jan
1
Ny. Dian menyetor uang tunai  Rp 10.000.000,00 sebagai investasi pertamanya atau modal awalnya di Salon.

2
Membeli secara tunai peralatan salon seharga Rp 3.000.000,00

5
Membayar uang sewa kamar  untuk bulan Januari sebesar Rp 350.000,00

7
Membeli peralatan salon seharga Rp 5.000.000,00 dan perlengkapan (suplies) salon seharga Rp 2.000.000,00. Toko Mawar dan baru dibayar Rp 1.500.000,00

10
Dipinjam uang dari BRI dengan jangka 1 tahun bunga 12% per tahun senilai Rp 20.000.000,00

14
Menyelesaikan pekerjaan merias pengantin putri Ny. Yuli senilai  Rp 7.500.000,00 dan dan langsung dbayar tunai

17
Dibayar rekening listrik untuk bulan Januari Rp 225.000,00

20
Diselesaikan pekerjaan merias pengantin untuk Ibu Alika senilai Rp 9.500.000,00. diterima tunai sebanyak Rp 2.500.000,00 dan sisanya akan dilunasi bulan Februari 2014

22
Diangsur  utang kepada Toko Mawar sebesar  Rp 2.000.000,00

25
Dibayar cicilan pertama utang Bank sebesar Rp 2.200.000,-

29
Diterima dari Ibu Alika  angsuran utangnya kepada Salon sebanyak Rp 3.000.000,00

30
Diambil uang tunai oleh Ny. Dian sebesar Rp 1.500.000,00 untuk kepentingan pribadinya.

31
Dibayar gaji pegawai untuk bulan Januari Rp 1.700.000,00

Setiap transaksi keuangan pada tanggal-tanggal tersebut di atas akan membawa dampak perubahan terhadap ketiga komponen persamaan dasar akuntansi (aktiva, hutang, dan modal).  Pengaruh setiap transaksi keuangan itu terhadap persamaan dasar akuntansi dapat dilihat dalam tabel berikut:
AKTIVA
=
HUTANG
MODAL
Tgl
Kas
Piutang Usaha
Perlengkapan
Perlatan
=
Hutang Usaha
Hutang Bank
Modal
1
10.000.000






10.000,000
2
(3.000.000)


3.000.000





7.000.000


3.000.000



10.000.000
5
(350.000)






(350.000)

6.650.000


3.000.000



9.650.000
7
(1.500.000)

2.000.000
5.000.000

5.500.000



5.150.000

2.000.000
8.000.000

5.500.000

9.650.000
10
20.000.000





20.000.000


25.150.000

2.000.000
8.000.000

5.500.000
20.000.000
9.650.000
14
7.500.000






7.500,000

32.650.000

2.000.000
8.000.000

5.500.000
20.000.000
17.150.000
17
(225.000)






(225.000)

32.425.000

2.000.000
8.000.000

5.500.000
20.000.000
16.925.000
20
2.500.000
7.000.000





9.500.000

34.925.000
7.000.000
2.000.000
8.000.000

5.500.000
20.000.000
26.425.000
22
(2.000.000)




(2.000.000)



32.925.000
7.000.000
2.000.000
8.000.000

3.500.000
20.000.000
26.425.000
25
(2.200.000)





(2.000.000)
(200.000)

30.725.000
7.000.000
2.000.000
8.000.000

3.500.000
18.000.000
26.225.000
29
3.000.000
(3.000.000)







33.725.000
4.000.000
2.000.000
8.000.000

3.500.000
18.000.000
26.225.000
30
(1.500.000)






(1.500.000)

32.225.000
4.000.000
2.000.000
8.000.000

3.500.000
18.000.000
24.725.000
31
(1.700.000)






(1.700.000)

30.525.000
4.000.000
2.000.000
8.000.000
=
3.500.000
18.000.000
23.025.000

Rp 44.525.000
=
Rp 44.525.000

 

            Dari contoh bentuk persamaan dasar akuntansi untuk menyelesaikan transaksi keuangan tersebut menghasilkan informasi dapat diketahui bahwa aktiva salon tersebut senilai Rp 44.525.000,00 yang diperoleh dengan menjumlahkan kas sebesar Rp 30.525.00,00 piutang sebesar Rp 4.000.000,00 perlengkapan sebesar Rp  2.000.000,00 dan peralatan sebesar Rp 8.000.000,00. Hutang salon senilai Rp 21.500.000,00 diperoleh dengan cara menjumlahkan hutang usaha Rp 3.500.000,00 dan hutang bank sebesar Rp 18.00.000,00. Modal yang dimiliki salon senilai  Rp 23.025.000,00.

c.  Laporan Keuangan (Financial Statement)

            Anda tentunya masih mengingat dan sudah memahami bahwa tujuan dari penyelenggaraan akuntansi adalah menyajikan informasi keuangan. Informasi keuangan dari suatu perusahaan tersebut berguna bagi fihak-fihak yang berkepentingan dan memerlukannya (para pemakai)  sebagai dasar untuk mengambil keputusan ekonomi. Dengan informasi keuangan yang diperoleh, mereka akan menganalisisnya dan kemudian menentukan keputusan ekonomi yang bermanfaat bagi pengembangan usaha mereka.
Mengingat bahwa informasi yang termuat di dalam laporan keuangan suatu perusahaan sangat penting bagi para pemakainya, maka penyusunannya harus memenuhi syarat kualitas primer dan sekunder.
Kualitas primer adalah kualitas utama yang membuat informasi akuntansi berguna sebagai  dasar untuk  pengambilan keputusan. Kualitas primer meliputi relevan dan handal (reliabel).
a)      Relevan berarti bahwa laporan keuangan (informasi akuntansi) yang disusun oleh suatu perusahaan memiliki hubungan langsung dengan pengambilan keputusan. Informasi akuntansi dikatakan relevan jika dapat membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh para pemakainya. Informasi yang relevan adalah informasi yang  memiliki nilai prediktif,  umpan balik, dan tepat waktu.
(1)   Informasi memiliki nilai  prediktif jika  informasi tersebut  dapat membantu para pemakainya untuk memprediksi kinerja  perusahaan di masa depan berdasarkan peristiwa (transaksi) masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Ketepatan suatu prediksi sangat tergantung dari  kemampuan  para pemakai dalam menganalisis informasi dan  kepekaan mereka dalam membaca peluang bisnis di masa depan.
(2)   Informasi memiliki nilai umpan balik (feedback) jika informasi tersebut dapat mendukung atau memberi masukan untuk memperbaiki prediksi yang sudah dibuat oleh para pemakainya. Dengan informasi yang diperoleh, para pemakai dapat mengevaluasi kembali prediksi yang telah dibuat, sehingga dapat memperoleh masukan untuk menentukan apakah prediksinya sudah benar ataukah perlu direvisi.
(3)   Tepat waktu berarti informasi akuntansi tersebut tersedia pada saat dibutuhkan oleh para pemakainya. Dengan demikian, informasi itu tidak kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan yang diambil.
b)      Handal (reliable) berarti bahwa informasi tersebut dapat dipercaya, karena cukup terbebas dari kesalahan dan penyimpangan di dalam penyajiannya. Informasi yang handal adalah informasi yang memenuhi syarat: dapat diperiksa, penyajian yang jujur, dan netral.
(1)   Dapat diperiksa artinya laporan keuangan (informasi akuntansi) tersebut jika diaudit/diperiksa oleh beberapa auditor eksternal yang menggunakan metode sama akan memperoleh kesimpulan yang sama pula.
(2)   Penyajian yang jujur artinya laporan keuangan disajikan sesuai dengan kondisi transaksi keuangan sebenarnya (kondisi riil). Dengan kalimat lain dapat dikemukakan bahwa suatu laporan keuangan disajikan secara jujur jika dalam  penyajiannya ada kecocokan/kesesuaian antara transaksi yang sesungguhnya terjadi dengan laporan yang dibuat. Jadi, dalam penyususnan laporan keuangan tidak ada unsur rekayasa.
(3)   Netral artinya tidak berpihak kepada golongan pemakai informasi tertentu. Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi akuntansi kepada semua pihak yang berkepentingan (pemakai). Oleh karena itu, di suatu perusahaan hanya ada satu laporan  keuangan yang dapat dimanfaatkan oleh siapapun yang berkepentingan. Dengan demikian tidak ada pemakai informasi yang ”tersesat” sebagai  akibat dari penggunaan informasi yang tidak netral.
Kualitas sekunder merupakan kualitas tambahan yang seharusnya dipenuhi dalam penyusunan laporan keuangan.  Meskipun hal ini bukan merupakan kualitas utama, namun jika dipenuhi akan membawa dampak positip bagi pengguna/pemakainya. Kualitas sekunder meliputi keterbandingan dan konsistensi.
a)      Keterbandingan berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan informasi yang serupa dari perusahaan-perusahaan lain. Suatu informasi dianggap  dapat diperbandingkan jika sudah dievaluasi dan dilaporkan dengan cara yang sama untuk perusahaan-perusahaan yang berbeda. Hal ini memberikan kemungkinan bagi para pemakainya  untuk mengenali dan menganalisis persamaan atau perbedaan kondisi keuangan berbagai perusahaan karena  metode akuntansi yang digunakan dapat diperbandingkan.
b)      Konsistensi berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan informasi yang serupa dari perusahaan yang sama pada waktu yang berbeda. Dalam menyajikan informasi, perusahaan harus memberikan perlakuan akuntansi yang sama terhadap transaksi yang sama pada waktu-waktu yang berbeda. Seiring dengan perjalanan waktu, perusahaan bisa mengubah metode (perlakuan) akuntansinya. Namun jika hal itu dilakukan, maka pada periode dilaksanakannya perubahan itu perusahaan harus mengungkap (dalam laporan keuangannya) tentang berbagai hal yang terkait dengan perubahan itu, seperti keunggulan metode baru yang digunakan dibandingkan yang lama, alasan mengubah metode tersebut, sifat dan dampak atas perubahan tersebut terhadap kondisi finansialnya.
Bentuk formal dari informasi keuangan suatu perusahaan adalah laporan keuangan (financial statement). Pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dijelaskan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan suatu perusahaan bersifat umum. Hal ini berarti bahwa laporan kuangan suatu perusahaan disajikan dan ditujukan kepada semua pihak yang berkepentjngan terhadap informasi itu, baik dari unsur internal perusahaan maupun dari unsur eksternal. Dengan demikian, laporan keuangan tersebut tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakainya. Secara umum tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Informasi ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan para pihak yang berkepentingan (pemakai)  dalam upaya mencari bahan masukan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas 5 (lima) komponen, yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Dengan lima komponen laporan itu, diharapkan dapat memberi gambaran yang relatif komprehensif tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Dari lima komponen tersebut,  laporan keuangan yang dibahas dalam modul ini hanya tiga jenis, yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan  neraca.

a)  Laporan laba rugi (income statement)

            Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, kita dapat melihat dari laporan keuangannya. Kinerja keuangan suatu perusahaan harus dilaporkan, minimal sekali dalam satu periode. Salah satu bentuk laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi merupakan laporan tentang kinerja keuangan suatu perusahaan. Dalam laporan ini disajikan jumlah pendapatan (revenue) dan biaya (expenses) serta laba atau rugi (profit/losses) suatu perusahaan selama periode waktu tertentu. Dari laporan ini kita dapat menganalisis perbandingan antara pendapatan dengan biaya untuk memperolehnya, sehingga dapat mengukur tingkat efisiensinya. 
Contoh transaksi yang terjadi pada Salon Diandra yang telah  dibukukan  dalam  persamaan dasar akuntansi di atas, jika dianggap belum ada beban dari unsur perlengkapan dan peralatan (diasumsikan masih utuh), maka laporan laba ruginya dapat disusun seperti berikut ini.
Salon Diandra
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang berakhir tanggal 31 Januari 2014
Pendapatan


        Perdapatan salon

17.000.000,00
Beban Usaha


       Biaya Sewa Gedung
350.000,00

       Biaya Gaji pegawai
1.700.000,00

       Biaya listrik
225.000,00

       Biaya bunga
200.00,00

Jumlah beban Usaha

2.475.000,00
Laba bersih

14.525.000,00


b)  Laporan Perubahan Ekuitas/Modal (owner’s equity statement)
            Bentuk lain dari laporan keuangan yang kita bahas pada bagian ini adalah laporan perubahan ekuitas pemilik perusahaan. Sesuai dengan namanya, laporan ini memberikan informasi tentang perubahan modal pemilik selama periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pada modal (ekuitas pemilik) adalah: tambahan investasi yang dilakukan oleh pemilik, pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan (laba/rugi) selama satu periode, dan prive pemilik, baik ambil maupun menambah. Dengan membaca laporan ini, akan diketahui perubahan modal dan faktor apa yang menyebabkan perubahan tersebut.
Jika dari contoh persamaan dasar akuntansi di atas dibuat laporan perubahan ekuitasnya, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut:
Salon Daindra
Laporan Perubahan Modal
Untuk Periode yang berakhir tanggal 31 Januari 2014



Modal awal per 1 Januari 2014

10.000.000,00
Laba bersih bulan Januari tahun  2014
14.525.000,00

Pengambilan prive
(1.500.000,00)

Penambahan modal

13.025.000,00
Modal akhir per 31 Januari 2014

23.025.000,00

c)  Neraca (balance sheet)

            Neraca merupakan laporan tentang posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Oleh karena itu, neraca sering disebut sebagai potret dari posisi keuangan perusahaan, karena kondisi keuangan yang disajikan pada neraca tersebut hanya terjadi pada tanggal tertentu, yaitu tanggal penyusunan neraca. Di luar tanggal penyusunan neraca, kondisi keuangan tersebut bisa berubah.
Secara umum, neraca dan laporan keuangan lainnya memiliki 2 (dua) bagian. Bagian pertama adalah kepala (heading) atau judul neraca yaitu keterangan singkat yang ditulis di bagian atas dari neraca. Judul neraca berisi: Nama perusahaan (pemilik neraca), kata ‘neraca’, dan  tanggal neraca. Amatilah judul laporan laba rugi dan laporan perubahan modal Salon Diandra di atas. Unsur isi judul tersebut sama, perbedaannya dengan neraca terletak pada tanggal penyusunan. Untuk neraca ditulis tanggal tertentu, sedangkan laporan tanggalnya mewakili satu periode (untuk periode yang berakhir tanggal …..). Judul (neraca atau laporan lainnya) harus ditulis dengan benar, karena judul itu merupakan identitas dari organisasi (perusahaan) pemilik laporan yang bersangkutan.   Bagian kedua adalah  batang tubuh neraca, berisi muatan informasi yang perlu disajikan.
Batang tubuh neraca dapat disusun dalam bentuk skontro  atau stafel. Neraca yang berbentuk skontro biasanya disebut rekening huruf T atau bentuk horizontal, memiliki sisi debet yang lasim disebut aktiva dan sisi kredit yang lasim disebut pasiva. Jika suatu neraca disusun dalam bentuk stafel sering disebut bentuk vertikal atau laporan, maka tidak ada sisi debet dan sisi kredit. Susunan aktiva dan pasiva di atur berurutan dari atas ke bawah.
Posisi keuangan tersebut ditunjukkan oleh besaran aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan.

1)  Aktiva (Assets)

            Sumber daya ekonomi yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan disebut asset, aktiva, atau harta. Di neraca, aktiva disajikan di sebelah Debet jika neraca tersebut berbentuk skontro, atau di atas (mendahului penyajian pasiva) jika berbentuk stafel. Penyajiannya di dalam neraca, aktiva dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu aktiva lancar, aktiva investasi jangka panjang, dan aktiva tidak tetap.

(a)  Aktiva Lancar (current assets)

Aktiva lancar adalah aktiva yang dapat diuangkan atau dapat dijadikan uang dalam jangka pendek (dalam satu siklus akuntansi). Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva tersebut memenuhi persyaratan berikut:
(1) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau
(2) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau
(3) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
            Contoh dari aktiva lancar adalah kas, piutang usaha, persediaan barang dagangan, supplies, asuransi dibayar dimuka, dan sebagainya. Penyusunannya di dalam neraca diatur menurut urut-urutan tingkat likuiditasnya. Artinya,  aktiva lancar yang paling likuid dicantumkan paling atas, disusul dengan pos-pos lainnya yang kurang likuid.

(b)  Investasi jangka panjang (long term investment)

      Perusahaan yang memiliki dana cukup besar dan tidak segera digunakan, maka akan menanamkannya pada perusahaan lain, dalam bentuk pembelian surat-surat berharga (saham atau obligasi) atau bentuk lainnya. Jika perusahaan mempertahankan kepemilikan tersebut  dalam jangka panjang, maka aktiva ini disebut investasi jangka panjang. Tujuan dari investasi ini adalah memanfaatkan dana perusahaan yang tidak/belum dipergunakan dengan harapan dapat memperoleh keuntungan, baik berupa capital gain (kenaikan nilai investasi) maupun dividen (bagian keuntungan)  atau bunga. Kepemilikan surat-surat berharga ini direncanakan dalam jangka waktu panjang. Kalau kepemilikan surat berharga direncanakan dalam jangka pendek (diperjualbelikan) maka investasi jenis ini termasuk aktiva lancar.

©   Aktiva Tetap (Fixed Assets)

            Aktiva tetap adalah berbagai jenis aktiva yang dapat digunakan lebih dari satu periode operasi perusahaan. Aktiva tetap dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud. Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang memiliki wujud fisik tertentu sehingga dapat diamati. Contoh dari aktiva tetap berwujud adalah tanah, gedung, peralatan (equipment), kendaraan dan sebagainya. Sedangkan aktiva tetap tak berwujud adalah aktiva  yang tidak memiliki wujud fisik, tetapi memiliki nilai ekonomis. Contoh aktiva tetap tidak berwujud adalah goodwill, hak patent, merek dagang, dan sebagainya.

2)   Kewajiban (liabilities)

            Kewajiban atau hutang (liabilities) adalah pengorbanan manfaat ekonomis di masa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi masa lalu. Kewajiban ini dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang. Pengklasifikasian jangka pendek dan jangka panjang didasarkan pada jangka waktu pelunasannya. Jika pelunasan hutang yang dimaksud adalah satu tahun atau dalam satu periode siklus operasi perusahaan mana yang lebih panjang, dari tanggal neraca maka akan dikelompokkan dalam hutang jangka pendek. Sebaliknya, jika tidak memenuhi kreteria tersebut dikelompokkan ke dalam hutang jangka panjang. Contoh hutang lancar adalah: hutang usaha (account payable), hutang wesel (notes payable), hutang pajak (Taxes payable), hutang biaya, dan sebagainya. Contoh hutang jangka panjang adalah: hipotik dan hutang obligasi.

c)   Modal Pemilik (owner’s equity)

            Modal pemilik adalah hak atau klaim pemilik atas aktiva yang dimiliki perusahaan atau organisasi bisnis. Pada perusahaan perseorangan, modal pemilik ditunjukkan oleh satu akun modal. Pada perusahaan persekutuan (firma atau komanditer) modal pemilik ditunjukkan oleh dua atau lebih akun modal. Sedangkan pada perusahaan bentuk perseroan maka modal pemilik ditunjukkan oleh akun modal saham (capital stocks), saldo laba (retained earning), agio/disagio saham dan sebagainya.
Ingatlah kembali bahwa penyajian komponen-komponen neraca tersebut secara umum ada dua macam, yaitu: bentuk rekening huruf T atau bentuk horisontal dan bentuk laporan atau bentuk vertikal. Contoh penyusunan neraca. Lihat kembali data keuangan Salon Sekarkedaton dan Penjahit Rapi. Dari data tersebut, jika disusun neraca bentuk skontro tampak sebagai berikut:

Contoh: Neraca Bentuk T

Salon Diandra
Neraca
Per 31 Januari 2014






Aktiva Lancar


Hutang Lancar


Kas
Rp
30.525.000
Hutang Usaha
Rp
3.500.000
Piutang Usaha
Rp
4.000.000
Hutang Bank
Rp
18.000.000
Perlengkapan/Supplies
Rp
2.000.000
Jumlah Hutang
Rp
21.500.000
Jumlah Aktiva Lancar
Rp
36.525.000



Aktiva Tetap


Modal
Rp
23.025.000
Peralatan
Rp
8.000.000

Rp

Jumlah aktiva
Rp
44.525.000
Jumlah Pasiva
Rp
44.525.000

Memang contoh informasi yang termuat dalam neraca tersebut masih sangat sederhana. Contoh neraca yang memberi informasi sudah relatif  kompleks, berikut ini disajikan neraca milik usaha servis murah.


Contoh: Neraca Bentuk T
Servis Radio Murah
Neraca
Per 31 Desember 2014






Aktiva Lancar


Hutang Lancar


Kas

623.000
Hutang dagang

425.000
Piutang Usaha
425.000

Hutang Wesel

500.000
Cadangan piutang tak tertagih
-25.000

Hutang pajak penghasilan

125.000


400.000
Gaji terutang

135.000
Piutang wesel

500.000
Jumlah Hutang Lancar

1.185.000
Supplies

135.000



Asuransi dibayar dimuka

175.000
Hutang Jangka Panjang


Sewa yang masih harus diterima

145.000
Hutang Obligasi

2.500.000
Jumlah Aktiva Lancar

1.97.000



Investasi Jangka Panjang


Modal Pemilik:


    Investasi dalam saham PT Telkom

1.100.000
Modal Tuan Murahadi

6.693.000
Aktiva Tetap





Tanah

1.500.000



Gedung
3.500.000




Akumulasi penyusutan gedung
-650.000






4.150.000



Peralatan
1.500.000




Akumulasi penyusutan peralatan
-150.000






1.650.000



Jumlah Aktiva Tetap

7.300.000



Jumlah Aktiva

10.378.000
Jumlah Hutang + Mo
dal
10.378.000

            Perlu diingat bahwa penyajian aktiva lancar didalam neraca disesuaikan dengan tingkat kelancarannya. Artinya aktiva lancar yang paling lancar disajikan terlebih dahulu baru disusul oleh yang kurang lancar. Amati contoh neraca di atas. Lain halnya dengan aktiva tetap, penyajiannya disusun menurut tingkat keabadiannya. Aktiva yang paling abadi (tetap) disajikan terlebih dahulu baru disusul dengan penyajian aktiva tetap yang kurang/tidak abadi. Hutang disajikan di dalam neraca diatur menurut tingkat kelancarannya.  Hutang yang harus segera dilunasi disajikan terlebih dahulu
Jika neraca itu disusun dalam bentuk stafel, maka akan menjadi sebagai berikut ini.






Servis Radio Murah
Neraca
Per 31 Desember 2006
Aktiva Lancar


Kas

623.000
Piutang Usaha
425.000

Cadangan piutang tak tertagih
-25.000



400.000
Piutang wesel

500.000
Supplies

135.000
Asuransi dibayar dimuka

175.000
Sewa yang masih harus diterima

145.000
Jumlah Aktiva Lancar

1.978.000
Investasi Jangka Panjang


    Investasi dalam saham PT Telkom

1.100.000
Aktiva Tetap


Tanah

1.500.000
Gedung
3.500,000

Akumulasi penyusutan gedung
-650.000



4.150.000
Peralatan
1.500.000

Akumulasi penyusutan peralatan
-150.000



1.650.000
Jumlah Aktiva Tetap

7.300.000
Jumlah Aktiva

10.378.000



Hutang Lancar


Hutang dagang

425.000
Hutang Wesel

500.000
Hutang pajak penghasilan

125.000
Gaji terutang

135.000
Jumlah Hutang Lancar

1.185.000



Hutang Jangka Panjang


Hutang Obligasi

2.500.000



Modal Pemilik:


Modal Tuan Murahadi

6.693.000



Jumlah Hutang + Modal

10.378.000

            Dalam praktiknya banyak kita jumpai neraca yang disusun dalam bentuk skontro. Namun bukan berarti bahwa tidak ada neraca yang disusun dalam bentuk stafel.

TUGAS
Kerjakanlah kasus berikut dengan teliti.
  1. Ny. Vega memiliki usaha penjahitan yang diberi nama ”PENJAHIT HALUS” .
selama 2 (dua) bulan pertama tahun 2014 melaksanakan transaksi berikut ini:
2
Menyetorkan uang tunai Rp 15.000.000,-; untuk modal awal
6
Membeli peralatan jahit sebesar Rp 10.000.000,- kepada Toko Riana dan baru dibayar sebesar Rp 6.000.000,- sisanya dicicil
8
Membeli perlengkapan jahit secara tunai sebesar Rp 700.000,-
12
Menyelesaikan jasa jahitan dan dibayar tunai oleh konsumen sebesar Rp 450.000,-
15
Membayar biaya listrik sebesar Rp 240.000,-
17
Telah menyelesaikan jasa jahit seragam TK Arahman senilai Rp 3.560.000,- tapi baru diterima pembayarannya sebesar Rp 1.560.000,-
20
Dibayar ongkos/ gaji karyawan sebesar Rp 850.000,-
23
Dibayar cicilan utang kepada Tokok Riana sebesar Rp 1.000.000,-
25
Diterima cicilan pertama dari TK Arahman sebesar Rp 1.200.000,-
27
Diambil uang sebesar Rp 500.000,- untuk keperluan pribadi Ny Vega
30
Perlengkapan yang terpakai senilai Rp 340.000,-
Berdasarkan transaksi diatas buatlah:
1.      Persamaan Dasar Akuntansi
2.      Laporan Keuangan











































1
Ny. Dian menyetor uang tunai  Rp 10.000.000,00 sebagai investasi pertamanya atau modal awalnya di Salon.

2
Membeli secara tunai peralatan salon seharga Rp 3.000.000,00

5
Membayar uang sewa kamar  untuk bulan Januari sebesar Rp 350.000,00

7
Membeli peralatan salon seharga Rp 5.000.000,00 dan perlengkapan (suplies) salon seharga Rp 2.000.000,00. Toko Mawar dan baru dibayar Rp 1.500.000,00

10
Dipinjam uang dari BRI dengan jangka 1 tahun bunga 12% per tahun senilai Rp 20.000.000,00

14
Menyelesaikan pekerjaan merias pengantin putri Ny. Yuli senilai  Rp 7.500.000,00 dan dan langsung dbayar tunai

17
Dibayar rekening listrik untuk bulan Januari Rp 225.000,00

20
Diselesaikan pekerjaan merias pengantin untuk Ibu Alika senilai Rp 9.500.000,00. diterima tunai sebanyak Rp 2.500.000,00 dan sisanya akan dilunasi bulan Februari 2014

22
Diangsur  utang kepada Toko Mawar sebesar  Rp 2.000.000,00

25
Dibayar cicilan pertama utang Bank sebesar Rp 2.200.000,-

29
Diterima dari Ibu Alika  angsuran utangnya kepada Salon sebanyak Rp 3.000.000,00

30
Diambil uang tunai oleh Ny. Dian sebesar Rp 1.500.000,00 untuk kepentingan pribadinya.

31
Dibayar gaji pegawai untuk bulan Januari Rp 1.700.000,00










AKTIVA
=
HUTANG
MODAL
Tgl
Kas
Piutang Usaha
Perlengkapan
Perlatan
=
Hutang Usaha
Hutang Bank
Modal
1
10.000.000






10.000,000
2
(3.000.000)


3.000.000





7.000.000


3.000.000



10.000.000
5
(350.000)






(350.000)

6.650.000


3.000.000



9.650.000
7
(1.500.000)

2.000.000
5.000.000

5.500.000



5.150.000

2.000.000
8.000.000

5.500.000

9.650.000
10
20.000.000





20.000.000


25.150.000

2.000.000
8.000.000

5.500.000
20.000.000
9.650.000
14
7.500.000






7.500,000

32.650.000

2.000.000
8.000.000

5.500.000
20.000.000
17.150.000
17
(225.000)






(225.000)

32.425.000

2.000.000
8.000.000

5.500.000
20.000.000
16.925.000
20
2.500.000
7.000.000





9.500.000

34.925.000
7.000.000
2.000.000
8.000.000

5.500.000
20.000.000
26.425.000
22
(2.000.000)




(2.000.000)



32.925.000
7.000.000
2.000.000
8.000.000

3.500.000
20.000.000
26.425.000
25
(2.200.000)





(2.000.000)
(200.000)

30.725.000
7.000.000
2.000.000
8.000.000

3.500.000
18.000.000
26.225.000
29
3.000.000
(3.000.000)







33.725.000
4.000.000
2.000.000
8.000.000

3.500.000
18.000.000
26.225.000
30
(1.500.000)






(1.500.000)

32.225.000
4.000.000
2.000.000
8.000.000

3.500.000
18.000.000
24.725.000
31
(1.700.000)






(1.700.000)

30.525.000
4.000.000
2.000.000
8.000.000
=
3.500.000
18.000.000
23.025.000

Rp 44.525.000
=
Rp 44.525.000




Terima Kasih :)


No comments:
Write comments